Tuesday, June 16, 2009

Myom, kista, endometritis?

Di bidang kedokteran, Ada 3 penyebab yang membuat wanita sulit punya anak. Pertama Myoma (miom), kedua kista, dan ketiga endometriosis.

Terbentuknya Miom berawal dari gangguan fungsi syaraf yang disebabkan gangguan hormon estrogen serta emosi yang tak stabil. Gangguan fungsi syaraf ini selanjutnya akan menyebabkan kesalahan bentuk otot di dalam rahim atau uterus. Miom merupakan tumor jinak dari miometrium (otot rahim) yang melalui pemeriksaan USG terlihat seperti gumpalan. Diameternya bisa beberapa cm, namun bisa juga mencapai 5 kg. Miom biasanya terdeteksi ketika seorang wanita ke ahli kebidanan dan kandungan dengan keluhan sulit memiliki anak. Dan tak jarang, gumpalan inilah yang menjadi biang keladinya. Dalam istilah medis miom disebut fibriod, yang sebenarnya tumor jinak. Beberapa ahli mengatakan bahwa miom juga terkait faktor bakat, yang kemudian dipicu oleh rangsangan hormon, makanan kaya lemak, kelebihan berat badan. Rangsangan inilah yang memicu pertumbuhan miom. Infeksi dan jamur di dalam rahim juga memungkinkan miom tumbuh kembali meskipun telah diangkat (operasi).

Kebersihan organ intim serta menjaga keseimbangan emosi merupakan kata kunci mencegah miom tumbuh kembali. Fakta tentang Miom* Miom tergolong tumor jinak* Menyerang 20 persen wanita usia reproduktif* Mulanya berupa gumpalan kecil, lama kelamaan membesar dan mengganggu rahim dan kehamilan* Mulai muncul pada wanita yang telah mendapat menstruasi* Sebagian besar wanita tidak merasakan adanya miom, karena pertumbuhan miom tergolong lamban (minimal butuh waktu 8 tahun)*
Karena sulit terdeteksi, kebanyakan miom ditemukan secara kebetulan saat USG karena kehamilan atau terasa ada gangguan.Gejala Miom* Rasa nyeri saat menstruasi* Pendarahan menstruasi cenderung banyak (tidak seperti biasanya)* Rasa sakit pada pinggung* Haid tak beraturan* Perut terasa sebah (penuh)* Terkadang disertai peningkatan frekuensi buang air kecil.

Komentar: saya, wanita beruia 19 tahun,saya kuliah dan saya belum menikah. semenjak kelas 3 smu ketika saya menstruasi, sering ada yang keluar berupa daging kecil, saya kasih tau orng tua saya, tapi kt mereka itu hanya darah yang menggumpal saja,...saya biarin aja!!skarang saya kuliah, saya suka lemes pas haid,suka banyak darah yang keluar,trus daging2 kecil itu juga.langsung saya k dokter kandungan, saya di USG, ternyata saya ada pnykt Miom. Knp saya yang baru berusia 19thn sudah mendapat penyakit ini, apakah tindakan yang hrs saya lakukan trhdp pnykt ini.?

So girls, mulai lah mencek bagian terpenting dalam tubuh kamu.. karena wanita itu mempunyai organ yang unik dan gak sama ama cowok.. banyak kok dokter kandungan yang nyediain pemeriksaan pra nikah... kalo ada penyakit, biar diobatin dari awal.( sumber http://dessyindah.blog.com)

Mengenal "Si Putih"

Keputihan memang cukup mengganggu karena menimbulkan gatal dan berbau tak sedap. Ingat, jangan asal mengobati karena pengobatan yang tidak benar malah menimbulkan dampak berat. Keputihan, dalam istilah kedokteran disebut flour albus atau leukorrhea, adalah keluarnya cairan vagina yang berlebihan dan menimbulkan keluhan. Keputihan paling banyak dialami wanita usia produktif. Tapi, tak menutup kemungkinan bisa terjadi pada anak-anak dan usia tua.

Sesungguhnya cairan yang keluar dari vagina tak selalu berarti keputihan. Sebab, pada saat-saat tertentu vagina akan mengeluarkan cairan yang mutlak diperlukan guna membasahi dinding vagina agar selalu bersih. Cairan tersebut berasal dari selaput lendir rahim, rembesan kulit luar vagina, dan saluran kelamin bagian atas. Gunanya, selain untuk mempertahankan keasaman vagina agar tidak terjadi infeksi, juga sebagai pelumas pada saat berhubungan intim.

Keluarnya cairan dikatakan normal jika terjadi sebelum haid, sesudah haid, pada pertengahan siklus atau pada saat ovulasi, serta saat mendapat rangsangan seks. "Hal ini normal terjadi pada semua wanita di masa produksi. Baik yang bertubuh kurus maupun gemuk," terang dr. Chairulsjah Sjahruddin, Sp.OG dari RSIA Hermina Jatinegara, Jakarta.

Cairan yang keluar di masa-masa itu akan berupa cairan berbentuk jernih, agak kental, tidak berbau, tidak mengalir, dan pH keasamannya antara 3,5 hingga 4,5. Cairan ini biasanya akan hilang dalam beberapa hari tanpa keluhan apa pun.

Cairan dikatakan abnormal atau keputihan jika terjadi di luar masa-masa tersebut disertai perubahan warna, bau, dan keluar dengan jumlah yang agak berlebihan. "Gejalanya terasa gatal atau panas di daerah vulva/vagina, terasa pedih saat hendak kencing, atau sakit saat bersenggama. " Rasa gatalnya bisa muncul terus-menerus atau kadang-kadang saja, sehingga tak aneh bila keputihan mengakibatkan penderitanya gelisah. Belum lagi akibat bau yang tak sedap yang ditimbulkannya.

ANEKA PENYEBAB
Lantas, mengapa keputihan bisa muncul? Ada empat hal yang menyebabkan keputihan. Pertama, konstitusional/ kondisi tubuh. Misalnya, akibat penyakit kronis yang menahun. "Sebab, penyakit menahun bisa melemahkan daya tahan tubuh orang tersebut, sehingga menyebabkan keluarnya cairan keputihan secara berlebihan." Keputihan juga bisa terjadi pada wanita yang senantiasa tegang/stres dan astenia/kurus.
Kedua, kelainan endokrin/hormon. Misalnya, pada saat hamil, kan, terjadi perubahan hormonal; terjadi suasana asam jadi basa. Hal ini mengakibatkan banyak ibu hamil mendapat jamur. "Nah, kalau jamur ini tak segera diobati, ia bisa naik ke atas menyebabkan ketuban pecah dini."

Ketiga, infeksi. Sebagian besar karena infeksi dari macam-macam organ reproduksi. Bisa infeksi vulva, vagina, mulut rahim, selaput lendir rahim, dan saluran telur. "Semua infeksi itu memberikan gambaran berupa keputihan." Infeksi vulva umumnya disebabkan oleh kuman GO (gonorrhea/gonore) , chlamydia, dan herpes simpleks. Infeksi lain disebabkan jamur/candida (candidiasis) , bakteri (vaginosis ), dan parasit trichomonas vaginalis (trikomoniasis) .

Keempat, sebab-sebab lain, misalnya, masuknya corpus alienum (benda asing). Benda asing ini bisa berupa apa saja; kondom, benang IUD yang tertinggal di dalam vagina, ada kelainan fistula akibat persalinan/tindakan operasi, ada hubungan antara reptum/tempat kotoran dengan vagina atau antara kandung kencing dengan vagina, Serta karena tisu pembasuh. "Yang paling sering karena tisu." Hal ini karena wanita memiliki kebiasaan mengelap vagina dengan tisu setiap habis buang air kecil. Bila menggunakan tisu yang gampang hancur terkena air, maka saat mengelap akan ada sebagian tisu yang masuk ke dalam vagina. Lama-lama tisu ini akan menumpuk. "Saya pernah mengeluarkan endapan tisu sebesar bola pingpong, lo. Nah, endapan inilah yang menyebabkan keputihan."

WARNA KEPUTIHAN
Kendati namanya keputihan, warnanya justru tidak selalu putih. Perubahan warna keputihan sangat beragam, tergantung kuman penyebabnya. Bila kumannya berupa trikomonas, maka akan berwarna putih kehijauan dengan bau amis. "Jika penderita mengalami keputihan jenis ini, liang vaginanya akan tampak kemerahan, nyeri bila ditekan, dan terasa pedih saat buang air kecil." Sedangkan bila akibat kandida/jamur, biasanya berwarna putih seperti nasi yang terkena air, vagina tampak merah dan membengkak, disertai rasa gatal yang hebat.

Lain halnya bila keputihan disebabkan vaginosis. Cairan yang keluar biasanya berwarna putih keruh, baunya pun terasa amis. Tapi, tak menimbulkan rasa sakit atau gatal. Sedangkan kalau keputihan berwarna agak kemerahan, maka menandakan adanya kelainan yang lebih serius lagi. "Bisa jadi karena kanker mulut rahim. Ingat, lo. gejala paling dini kanker mulut rahim pun keputihan."

Jadi, lanjut Chairulsjah, keputihan bukan suatu penyakit. Tapi, merupakan gejala penyakit tertentu; baik kanker maupun infeksi. "Kalau terjadi pada anak-anak, maka kita curiga karena ada corpus alienum . Misalnya, masuknya biji kacang atau jagung. Walaupun tak tertutup juga karena infeksi. Sedangkan pada orang tua dicurigai karena keganasan." Kendati hanya berupa gejala penyakit, keputihan dapat menular, lo. Misalnya, pada suaminya saat berhubungan seksual. "Tular-menular berlangsung timbal balik. Itulah mengapa, kalau istri diobati keputihannya, maka suami harus diobati pula. Jangan sampai istri sudah sembuh, kemudian berhubungan lagi dengan suaminya, maka suami yang belum diobati akan menularkan kembali keputihan tersebut. Demikian juga sebaliknya."

PENGOBATAN SEJAK AWAL
Tentu saja Ibu tak bisa menganggap enteng keputihan. Karena pengobatan wajib dilakukan. Sebelum dilakukan pengobatan, dokter biasanya memeriksa cairan keputihan di laboratorium. "Pemeriksaan keputihan akan melihat warna, bau, dan bagaimana keadaan vagina secara keseluruhan. "

Lebih lanjut, pengobatan dilakukan dengan terlebih dulu menyingkirkan faktor-faktor yang mempermudah timbulnya penyakit tersebut. Misalnya, penyakit diabetes, maka akan diobati diabetesnya. Sebab, kondisi terlalu banyak gula pada penderita diabetes juga akan menumbuhkan kandidiasis. Usai itu, barulah penderita diberi obat yang sesuai dengan jenis infeksi penyebab keputihan. "Kalau akibat jamur, maka akan diberi obat anti jamur. Baik pada sang suami ataupun pada istrinya."

Bila diagnosis menunjukkan penyakitnya tidak akut, maka biasanya dokter menyarankan untuk mencuci daerah vagina dengan obat antiseptik. "Sayangnya, seringkali setelah tahu obatnya, pasien tak datang lagi, tapi membeli sendiri obat tersebut, lantas dipakainya terus untuk mencuci vaginanya." Akibatnya, bakteri doderlein di vagina -yang membuat vagina selalu asam- pun akhirnya jadi mati. Maka, suasana asam pun terganggu menjadi basa, sehingga muncullah berbagai penyakit, entah itu kandida/jamur, infeksi dari luar vagina, dan sebagainya.

Terlebih lagi bila penderita mengobati sendiri keputihan dengan obat-obatan yang dijual bebas di pasaran. "Yang dikhawatirkan pemakaian obat bebas tersebut menyebabkan bakteri doderlein mati, sehingga vagina berubah menjadi basa. Padahal vagina harusnya asam dengan pH antara 3,5 hingga 4,5."

Dari segi medis pun, tidak disarankan menggunakan cairan pembersih vagina demi mencegah timbulnya keputihan. Sering, kan, kita menggunakannya, ya, Bu? "Kalau pun ingin memakai harus dilihat kandungannya. Apakah akan membuat vagina basa atau tidak? Sebab, kalau akhirnya nanti jadi basa, maka sama saja dengan mendatangkan masalah. Sebenarnya asalkan yakin suami-istri bersih, kenapa harus pakai cairan segala macam untuk membersihkannya? "

Pendek kata, terang Chairulsjah, jangan sembarangan mengobati keputihan. "Bila muncul keluhan keputihan, lebih baik segera konsultasikan ke dokter." Satu hal lain yang perlu diingat, jangan menundanya sampai parah. Mengingat dampaknya,
infeksi bisa naik ke atas. Yang tadinya sekadar di vulva bisa naik ke vagina (vaginitis), naik lagi ke saluran telur (cervicitis) , naik lagi ke endometrium (endometritis) , naik lagi ke saluran tuba (salpingitis) , bahkan bisa keluar dan masuk ke rongga abdomen (perutenitis/ radang dari selaput lendir perut. "Nah, kalau hal ini sudah sampai pada kondisi salpingitis, maka ibu akan kesulitan untuk mendapatkan anak."

PENCEGAHAN KEPUTIHAN
Tentu saja bukan berarti keputihan tidak bisa dicegah, Bu. Justru pencegahan menjadi langkah terbaik. Yang utama dilakukan dengan menjaga kebersihan pribadi, terutama organ reproduksi. "Dengan membasuhnya secara bersih setiap kali habis ke belakang. Saat membasuh harus lihat-lihat juga kondisi air. Kalau kotor, ya, jangan dipaksakan. Sebab, air yang tak bersih bisa menyebabkan adanya kuman dan jamur yang akhirnya menimbulkan keputihan." Bila perlu basuh pakai tisu yang tidak mudah hancur.

Yang kedua, begitu ada keluhan keputihan di luar waktu yang alamiah, segera periksa ke dokter. Yang ketiga, sadari penuh bahwa keluarnya cairan itu memang wajar terjadi, terutama pada waktu-waktu tertentu. "Jangan justru menjadi gelisah. Karena adakalanya pada orang yang gelisah, stres, atau kecapekan, akan muncul keputihan." Yang keempat, jangan memakai pakaian yang ketat. "Minimal tidak terlalu sering karena pakaian ketat hanya akan membuat suasana di daerah reproduksi menjadi lembab. Sementara kelembaban bisa membuat suasana asam menjadi basa. Selain itu, kelembaban juga bisa menjadi tempat bersemayamnya jamur dan kuman." Itulah mengapa, panty liner pun tidak disarankan digunakan terlalu sering. "Karena akan membuat vagina tambah lembab. Bukankah rambut-rambut di kemaluan mengeluarkan keringat atau kelenjar sebasea? Nah, kalau ditekan terus, maka akan tambah keluar keringat."

Yang tak kalah penting, kendati keluhan keputihan tidak muncul, kaum wanita tetap melakukan pemeriksaan pap smear secara berkala. "Minimal setahun sekali, terutama pada orang-orang yang telah menikah."Jadi, tunggu apa lagi, Bu. Daripada nanti keburu keputihan merembet ke mana-mana, iya enggak? By Indah Mulatsih (tabloid- nakita.com)

Tuesday, June 2, 2009

Tentang Kanker Mulut Rahim

Re: [Dokter Umum] PEMBALUT DAPAT MENYEBABKAN KANKER MULUT RAHIM
Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD.Thu, 18 Sep 2008 23:33:06 -0700

Hello,

Barangkali pertimbangan berikut bisa di manfaatkan utk kebaikan diri anda.
Begini.......:

Pada mulanya pembalut wanita saya masih ingat dulu adalah digunakanya semacam handuk kecil yg dilipat2 utk diletakan di cvd sebagai bahan penyerap. Pembalut ini kemudian perlu diperiksa dicuci n di seterika dg maksud agar bisa di cuci hama, sekaligus karena pembakaran oleh strika bisa membersihaknya dari bacteria yg mungkin menclok ketika proses pengeringan dilakukan.

Kemudian, karena cara ini menjadi cara yg kurang praktis, karena para perempuan menggunakanya dg penuh was2 apalagi bagi yg bergerak cukup aktif, maak muncul industri utk membuat berbagai altrenatif a/l: Pembalut, n tampoon. Para permerpuan yg sangat aktif kelihatanya menajdi lebih suka kepada tampoon karena bisa diletakan sebagai pembendung saluran sehingga rembesan ke bagian bawah bisa dibendung, hanya saja ada kemungkinan bahwa tampoon akan merusak virginitas ybs bila letak nya agak didepan, sehingga akirnya hanya disukai oleh perempuan aktif yg sdh menikah.

Maka munculah bentuk2 yg slimer, bersayap dlsbnya sesuai dg iklan yg merancangnya dan memasarkanya, disamping ada juga yg masih berbentuk sejenis cd, terutama bagi pengguna cd yg berbentuk hanya seperrti secarik kain segitiga saja.

Nah persoalanya muncul ketika produk kemudian perlu bebrapa hal utk di jadikan dlm bentuk yg ringkas:

1. Cukup daya serapnya sehingga yg sangat banyak pun bisa diserap tanpa perlu takut adanya kebocoran samping atau bagian yg melekat pada cd.

2. harus cukup kuat berada pada posisinya sehingga ketika ada cairan yg merembes keluar bisa dg sigap di serapnya cairan tersebut.

3. harus memilki perlindungan agar tdk tebus, tdk bocor dan tdk merembes ke bagain2 samping.

4. Mudah menggantikannya.

5. bersih, steril, tdk mengandung bahan2 yg bisa menimbulkan iritasi dan gatal.

Kira2 demikian.

kemudian karena persaingan usaha, dicarilah terobosan2 yg bisa mendatangkan kenyamana bagi pengguna dan murah harganya a/l:

Setril:Pada mulanya utk setril digunakan panas sebgai pembasmi kuman, tetapi karena energuy listrik mahal, sedangkan utk steam pembunuh hama diperlukan temperatur haris diatas 100 dgC, n dg demikian dibutuhkan cukup banyak biaya utk itu, maka ditempuhlah dg berbagai hal:

1. Chemical steril:Menggunakan bahan2 steril sebagnsa formaldehida, TCC, Irgasan dlsbnya yg kemduain juga ada kendala kerena bahan peneyrap tdk boleh bnersingungan dg lembab n berair.

2.Dry steam: dan ini hamnpir sama dg chemical, tetapi menggunakan bahan2 yg kering yg di evaporasikan dg bantuan uap panas.

3. Radioaktif sterilization:jenis merupakan jenis yg sangat muarah dlm hitungan ongkos produksi, karena bahan2 dasar yg mau di sterilkan tdk perlu harus di bleching tetapi bisa masuk langsung seapa adanya, dikenalkan radiasi sekian detik, n jadilah produk yg higiene alias bersih kuman, yg kemudian menjadi lebih populer utk digunakan.

Dg demikian utk faktor steril ini produk tdk perlu dibersihkan sampai putih dg bleaching dlsbnya, cukup apa adanya, dilewatkan ke sumber radiasi n menadi sterilah jadinya, inilah yg kemudian bila di masukan kledalm air tampak kekeruhan terjadi.karena produknya sendiri adalah steril tetapi tdk di bleaching.

Sebenarnya didalam menentukan pilihan pembalut, maka tdk ada rumusan tertentu yg mesti dituruti, tetapi banyak hal2 yg perlu di perhatikan walau pun saya bukan penggunanya a/l:

1. Bahan2 yg bersentuhan dg kulit:seringkali bahan2 dg kategorie plastiuk sebagai pelindung, merupakan bahan2 yg membuat iritasi kulit lebih terjadi, n ini sering saya jumpai iritasi terjadi pada bagian selangkang sebagai akibat dari persentuhan antara bagian plastik tadi dg kulit yg menjadi berubah kondisi ph nya ketika menstrual terjadi dan akirnya menajdikan si kulit iritasi.Penaggulangannya ya cari yg bahannya bukan terbuat dari palstik tetapi sejenis lapisan yg lain yg oleh kulit kita dianggab bersahabat.

2. Bahan penyerap, bahan peneyrap yg baik adalah yg menyerap dan tdk membuat bagaian lain menajdi basah dan lengket, jadi masih saya pikirkan bahwa barangkali pola pertama yg menggunakan sebangsa handuk halus merupakan hal yg baik, jadi handuk ditaruh diatas pembalut, dg demikian bagain yg terkena kulit dilindungi handuk, bagian yg basah adalah handuk, yg bisa dicuci, meskipun perlu sedikit repot dg menyediakan sabun sebagnsa sabun mandi utk mencucinya sebelum digunakan kembali, tentu dg air yg bersih.

3. Mempertahankan pembalut yg ada juga merupakan faktor penting, mengingat bagian tersebut juga membutuhkan udara yg sehat, n bukan merupakan bagian yg hanya perlu disekap, dg demikian penggunaan bahan2 celana panjang, yg cukup longgar, memberikan pori2 bisa bernapas dg baik merupoakan langkah yg cukup bijaksana.

4. jadi, kenalah kulit n tubuh anda, kalau anda pake merek ini misaalnya n ternyata muncul iritasi di bagain tertentu, maka gantilah dg merek yg berbeda dg penjabaran produk yg juga berbeda semitsal caranya melakukan penjepitan natar lapisan, ada yg gunakan lem, tetapi ada yg dijahit misalnya dstnya.

Jadi dg demikian tdk sekjedar terpaku pada isi pembalutnya, tetapi juga smeua struktur n teknologi yg diterapkan pada pembalut tersebut memberikan hasil yg baik bagi kulit masing2 org yg unique.semoga menjawab n bermanfaat,

Sallam,

Dari Mailist Dokter_Umum